Cerita film ini pertama kali tercetus saat saya melayat ayah teman saya, Martina Rinawati. Di sana, di tengah perasaan duka, saya juga melihat banyak kejadian-kejadian lucu. Dinamika antara para tamu dan keluarga orang yang meninggal kadang-kadang canggung. Tetapi yang palng menarik adalah bagaimana teman saya yang ayahnya meninggal ini harus menceritakan kronologi kematian ayahnya berkali-kali kepada para tamu yang melayat. Cerita itu muncul mungkin karena sulit mencari topik lain yang dapat dibicarakan. Keluarga yang harusnya berduka jadi malah harus melayani "penasaran" para tamu yang sedang melayat itu. Walaupun cerita itu dan pengetahuan itu tidak begitu berarti bagi para pelayat.
Film ini dibuat sebagai tugas mata kuliah penyutradaraan yang diajarkan oleh dosen kami, Yosep Anggi Noen. Kami langsung menyetujui pemeran utama yang cocok adalah Diana Valencia, yang pernah berperan dalam film tugas kami sebelumnya, tidak ada kandidat lain. Maka kami tidak melakukan audisi (sebenarnya dalam semua film saya, saya tidak pernah melakukan audisi). Kami melakukan beberapa kali reading dan diskusi, walaupun pemeran lainnya belum ada. Diana juga sempat melakukan riset sendiri.
Mencari para pemeran sebagai tamu yang melayat juga tidak mudah. Karena tema film ini yang berhubungan dengan kematian, dan setnya yang seperti acara melayat orang mati, lumayan menyeramkan bagi beberapa orang. Untungnya masih ada kenalan-kenalan kami yang datang, walaupun hanya diberitahu sehari sebelum shooting dan belum membaca naskahnya, karena persiapan kami yang lumayan mepet. Para bapak dan ibu yang berperan sebagai para tamu ternyata juga dapat berakting dengan sangat baik, ditambah lagi dengan banyaknya improvisasi yang lucu oleh mereka.
Kami kejar-kejaran dengan hujan saat shooting film ini. Sehari sebelumnya, saat recce, terjadi hujan sangat deras. Kami harus menyelamatkan set film kami yang sudah diatur, meja-meja, kursi, papan karangan bunga, dan lampu. Semuanya harus disingkirkan dan dibawa masuk ke dalam rumah Antonius Willson, produser sekaligus production designer film ini. Tetapi untungnya, keesokan harinya, hari shooting, hanya hujan saat kami sedang istirahat. Lalu saat kami mau kembali shooting, langit sudah cerah.